Friday 18 July 2014

A letter for God

Crash crash crash!! Semua beban di otak sudah mengepul. Tekanan di perut juga sudah mulai memuai. Ingin kumuntahkan segala yang ada di perut. Hoek...

Begitulah sehari hari yang dijalankan diriku.

Tak pernah melihat pagi yang cerah menghirup udara segar. Mataku yang merah penuh emosi dan tekanan mulai menggejolak perut. Hal yg sama di pagi dan sore. Ntah kenapa kehidupan yang begini harus di jalanin. Kenapa tidak ada rasa syukur dalam hidup? Ku search di google bagaimana kehidupan orang sehari harinya. Setelah di baca, nasib orang tersebut tidaklah seburuk kita. Harusnya aku bersyukur masih punya orang tua yang lengkap, masih bergaji dan begitulah. Umurku tidak lah muda dan tidaklah belia. Tetapi setelah meresapi semua.. inilah namanya hidup. Bagaimanapun, aku harus menjalaninya.

Melihat orang tua yg sering sakit, sering sumpahin anak karena tidak berkembang, dan itu semua harus aku tanggung. Beban di usia seperempat abad. Aku hanya anak perempuan tunggal yg memiliki 4 saudara laki laki. Tapi tak satupun yg benar menjadi seorang manusia. Setiap dari mereka selalu membawa masalah pulang. Oh Tuhan... ingin sekali kabur dari kehidupan ini. Dimanakah mereka jikalau aku dalam masalah? Aku hanya berdoa dan berdoa.. semoga ada keajaiban. Kalau tidak,mungkin aku harus menjalani karmaku.

Sadhu sadhu sadhu

No comments:

Post a Comment